Cute Blue Flying Butterfly

Minggu, 16 Februari 2014

BUKU DIARY

cerpen tentang kesahabatan

karya : sri puji susilawati
 
            Maria adalah seorang wanita yang gemar sekali membaca dan menulis. Setiap hari ia selalu pergi ke perpusatakaan disekolahnya, diperpustakaan sekolahnya itu terdapat buku-buku cerita dan bermacam-macam buku pelajaran. Maria sangatlah gemar membaca buku cerita tentang kehidupan selain itu juga ia sangatlah suka membaca buku pelajaran yang sempat ia belum pelajarai. Perpustakaan sekolahnya itu sangatlah ramai dengan pengunjung dan suasana tempatnya itu bersih,sejuk dan tenang yang membuat Maria sangat betah berada disana, ia sangatlah berbeda dengan teman-teman sebayanya yang kalau istirahat semuanya tertuju pada kantin tetapi Maria malah pergi ke tempat bacaan diperpustakaan. Maria kalau pergi keperpustakaan entah kemanapun ia pergi selalu saja membawa buku diary kesayangannya dan ia tidak pernah lupa. Suatu hari ia menuliskan sebuah pengalamannya yang sangat ia sukai Dear diary, hari ini aku senang sekali bisa berteman dengan teman-teman yang baik seperti mereka yang selalu menolong sesama manusia tanpa mengenal keadaan dan fisik, hati mereka sungguh mulia....
            Begitulah, setiap Maria mengalami sesuatu yang buruk, bahagia dan sedih ia selalu tuangkan ceritanya kedalam buku diarynya itu, Maria menganggap buku diarynya itu sebagai sahabat terdekatnya karena buku diary itu selalu menemaninya kemanapun ia pergi dan selalu membawanya tanpa ada kata lupa, semua cerita kisah hidupnya tertera dibuku diary itu. Disuatu ketika Maria sedang menulis kisahnya ditempat duduk depan kelas, tiba-tiba temannya Maria yang bernama Rini dengan sengaja merebut buku diary milik Maria, ia ingin tau apa saja yang ditulis tentangnya. Rini adalah teman yang tidak suka dengan Maria, ia selalu saja mengganggu Maria dimanapun Maria berada. hey kamu Maria sedang menulis apaan? sapa Rini, aku sedang menulis tentang hari ini. Jawab Maria. coba sini aku lihat, mungkin saja kamu sedang menulis tentang keburukanku ya?. dengan memaksa untuk merebut buku diary milik Maria, tidak! Aku tidak menulis tentang keburukanmu, yang aku tulis tentang kisahku hari ini yang sangat senang karena dapat pujian dari ibu guru. Berbicara lembut dengan keadaan yang spontanitas, ahhh kamu bohong? Aku tau kok kamu kan tidak suka dengan aku, bisa jadi itu hanya alasan kamu saja supaya aku tidak melihat isi buku diary yang kamu tulis tentang aku kan? Rini mengelaknya. (hening), kemudian Maria pun pergi dari tempat itu dan meninggalkan Rini yang sedang berbicara sendirian.
            Untungnya Maria lari dari tempat duduk depan kelasnya untuk menghindar dari Rini yang memaksa ingin merebut buku diarynya itu. Bel pun bunyi untuk pulang sekolah, biasanya Maria pulang bersama teman-temannya tetapi hari ini Maria harus pulang sekolah sendiri karena teman-temannya ingin kerja kelompok disekolahan. Dalam perjalanan pulang Maria bertemu dengan seorang kakek tua yang ingin menyebrang jalan, ia melihat kakek itu susah sekali untuk menyebrang dan ia pun menolongnya untuk menyebrangkan kakek tua kesebrang jalan yang ramai sekali dengan kendaraan. kakek mau nyebrang? Sini aku bantu kek? bujuk Maria, iya cu, boleh kok dari tadi kakek susah sekali untuk menyebrang kesana soalnya kendaraan dijalan ngebut-ngebut. Jawab kakek tua. Mariapun menyebrangkan kakek tua itu kesebrang jalan dan kembali lagi melanjutkan perjalanan yang ia tuju. Berhenti sejenak disebuah taman bunga yang tidak jauh dengan rumahnya Maria sempatkan diri untuk menulis sebuah kisahnya yang tadi sudah menolong seorang kakek tua Dear diary, hari ini aku senang bisa menolong kakek tua yang susah untuk menyebrangi sebuah jalan yang berada disebrang tadi, sungguh aku tidak menyangka ternyata dihati aku ini terdapat sebuat malaikat penolong....  Setelah itu Maria melanjutkan perjalan kerumahnya, tidak disangka buku diarynya terjatuh dijalan tanpa Maria mengetahuinya.
            Setibanya dirumah Maria meletakkan tas di meja belajarnya dan ia istirahat dikamar. Ketika malam tiba ia belajar untuk besok setelah belajar Maria tidak lupa untuk membaca dan menuliskan kembali diarynya, tiba-tiba Maria keheranan karena buku diarynya itu hilang dan tidak ada didalam tasnya. Ia mencari kesetiap sudut rumahnya dan bertanya pada mamahnya mah mah mah? Tau tidak buku diary aku kemana? tanya Maria kebingungan, mamah tidak tau sayang, memangnya tadi kamu simpan dimana? jawab mamahnya yang sama-sama kebingungan, tadi aku simpan ditas. Wajahnya yang mulai mengerut. coba deh dicari lagi, mungkin kamu lupa simpannya dimana? nasihat mamahnya. Waktupun semakin malam dan Maria masih saja mencari buku diary kesayangannya, ia tidak mau kehilangan buku diarynya itu karena semua kisahnya tertera disitu apalagi kalau kebaca dengan orang yang tidak suka dengan Maria pasti saja buku diary itu akan dibuang dan tidak dikembalikan atau disebarkan keseluruh teman-temannya. Dengan terpaksa Maria tidur dan berdoa supaya besok buku diarynya bisa kembali lagi.
            Keesokan harinya Maria berangkat sekolah seperti biasa dan mukanya kusut seperti benang yang tidak teratur. Maria kenapa kamu ? kok muka mu kusam begitu sih ? ada masalah apa dirumah kamu? tanya Dita (teman sebangkunya), engga kenapa-kenpa kok, aku hanya sedih... jawab dengan lesu dan dipotong pembicaraannya oleh Dita , sedih kenapa? Cerita dong cerita? Mungkin aku bisa menolongnya? bertanya rasa ingin tau, gini taa, aku kehilangan buku diaryku, padahal aku simpan ditas kemarin pada saat aku selesai menulis kisah ku ditaman dekat rumahku taa. Ceritanya dengan wajah sedih, mungkin buku diary kamu terjatuh ditaman itu. Tebakan jitu Dita, bisa jadi, tetapi apakah mungkin buku itu terjatuh disana? Kalau tidak habislah hidupku menjawab dengan semangat dan lesu, mungkin saja, ya sudah jangan sedih ya nanti kita cari sepulang sekolah, okeh ? bujuk Dita, okeh deh taa, kamu sungguh teman yang baik deh rasa senang.
            Pulang sekolahpun tiba dan bel berbunyi, Maria dan Dita pulang bersama untuk mencari buku diary milik Maria. Setibanya ditaman mereka mencari buku diary kesetiap sudut dan ternyata apa yang terjadi? Buku diarynya tidak ada melainkan hanya daun-daun yang berserakan ditempat itu, wajah Maria semakin mengerut seperti jerut kecut yang masih muda. Maria bukunya tidak ada ditempat ini, sudah aku cari kemana-mana tetapi tidak ada. Tanya lesu, jadi bagaimana? Aku takut bukunya diambil sama orang lain dan dibaca apalagi kalau disebarkan kemana-mana? kawatir, sudahlah Maria jangan seuzdon gitu, ya berdoa saja agar buku itu ditemukan oleh orang yang baik dan tidak menyebarkan aib orang? nasehat Dita, yasudah kalau begitu, aku percaya kamu kok taa nanti aku beli yang baru lagi deh buku diarynya dan disimpan dengan baik-baik tidak teledor seperti ini lagi janji deh, terimakasih yah sudah mau membantu aku untuk mencari buku diarynya walau hasilnya nihil.. jawab Maria dengan wajah sedih, ya sudah kalau begitu bagus deh simpan baik-baik buku diarynya jangan sampai hilang lagi yang kedua kalinya okeh, udah sore nih pulang yuk nanti dicariin mamah. Bujuk Dita, iya nih sudah sore, sekali lagi terimakasih yah Dita atas bantuannya kamu memang teman yang baik dan saling menolong hatimu suci bagaikan bunga melati yang indah. Gombalan Maria, iya terimakasih kembali, ah kamu itu bisa saja. Merekapun pulang kerumah masing-masing dan Maria sudah mengikhlaskannya buku dairy itu hilang dan ia berniat untuk menggantikannya buku diary yang baru walaupun tak seindah yang lama.
THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar